11 Februari 2020

TENTANG HUJAN

Beberapa bulan belakangan ini musin hujan tiba agak terlambat, biasanya musin hujan diawali bulan November, namun Bulan November 2019 kemarin hujan tak kunjung tiba hingga tahun baru 2020. Bulan Januari pun hendak berganti, Bali sempat diguyur hujan, namun hujan hanya singgah sebentar, seperti pesawat transit di bandara lalu pergi lagi, seperti seorang gadis pujaan yang hanya lewat sekejap saja, tanpa mau menyapa, atau sekedar duduk disebelah kita untuk berbasa basi.

Mendengar kata hujan mengingatkan kita akan sesuatu yang romantis, seperti ketika kita memandang hujan dari balik kaca jendela, kita akan mengenang seseorang yang kita sayangi. Atau mengenang saat saat berdua dibawah satu payung, Amboi! Betapa romantisnya. Atau ketika sedang menunggu dia datang ke rumah, namun hujan deras turun, dan kita semakin gelisah dibuatnya, aduh ini tambah menyiksa sekali. Apalagi ketika menghirup bau tanah sehabis hujan, tambah mengekalkan ingatan tentangnya bukan.....
Mengenang hujan mengingatkan kita dengan air mata yang menetes membasahi kedua pipi karena ditinggal orang tersayang, ditinggal orang terdekat, karena kehilangan atau gagal meraih impian kita.

Namun hujan bukan berasal dari kenangan yang mengiris hati atau air yang mengalir dari kedua bola mata kita. Hujan terjadi karena air laut, air danau atau sungai yang menguap ke udara karena panas sinar matahari. Air yang menguap itu berubah menjadi embun lalu menjadi awan, awan yang terkumpul lalu membesar menjadi awan kelabu. Karena awan kelabu yang sudah tak sanggup lagi menampung butir butir air, maka dijatuhkanlah butir butir air itu ke bumi.

Hujan pun turun di Bali kita tercinta ini, semua bersorak gembira, karena terlalu lama dipanggang cuaca. Anak anak keluar rumah, turun ke jalan merayakan hujan, bahkan orang dewasa pun turut gembira menyambut datangnya hujan. Mereka tak lagi melarang anak anak berbasah basahan main hujan. Hey! Kenapa mesti melarang anak anak bermain hujan, bukankah hujan itu baik untuk kesehatan kita.

Hujan membantu menyehatkan kulit, menyehatkan rambut, mengobati masalah pencernaan, menghilangkan jerawat, bahkan bisa mengobati kanker ganas lho. Tapi air hujan itu jangan langsung diminum, terlebih dahulu tampung air hujan pada tempat atau tong air yang bersih, air hujan harus langsung turun dari langit, bukan air hujan dari atap rumah. Untuk mendapatkan khasiat dari air hujan, sebelum dikonsumsi lebih baik dimasak terlebih dahulu.

Selain banyak manfaat bagi kehidupan, hujan juga bisa mendatangkan bencana seperti banjir, kerusakan lingkungan seperti pohon tumbang ketika hujan disertai angin kencang, atap rumah bocor seperti atap langit kamar saya. Air hujan merembes ke tembok, lalu membasahi rak buku saya, beberapa buku basah dan menjadi hitam. Hey! Kamu yang mengutuk cuaca panas berkepanjangan dan menginginkan hujan, kamu nggak tahu bagaimana rasanya jika buku bukumu basah karena langit rumahmu bocor ketika hujan deras. Sakit Jenderal!!!!

B.A 11022020

0 comment:

Posting Komentar