karena perempuan

Kau masih ingat, kita selalu kumpul bareng genk di depan distro kita, maaf, sekarang distro itu hanya milikku. Dan kau tak lagi memilikinya. Kau pergi dengan muka darah. Semua karena perempuan. Iya, dia perempuan bangsat. Seharusnya perempuan itu tidak masuk ke dalam nafas kita.

Sekarang aku tidak tahu dimana lagi itu perempuan berada. Aku harap perempuan itu tak lagi bersamamu. Perempuan itu hanya ingin uang kita, ingin persahabatan kita berantakan.

Kau tahu, sekarang distro itu lebih baik dari dulu saat kita menanganinnya. Saat kau pergi, aku menemukan seorang manager yang juga anak band. Berkat dia banyak anak band yang rela memakai t-shirt maupun aksesoris buatan distro itu.

Aku tahu dari pengakuan salah satu dari genk kita, bahwa kehidupanmu kini terbalik seratus persen. Kau dulu hidup berkecukupan, jalan jalan selalu membawa mobil mewah. Kini kau tak punya apa apa, semua karena kebangkrutan bisnis orang tuamu. Sejak kau meninggalkan distro , kau tak lagi membuka usaha yang sama, karena kau tak punya keahlian berbisnis maupun keahlian lain. Kau sama seperti aku ( Cuma tak seberuntung aku ) yang hanya mengeluarkan modal, dan biarkan saja anak buah kita yang mengurusinya, kita hanya memantau mereka bekerja.

Telah kukirimkan rinduku padamu, aku minta kau kembali, membantuku atau sekedar duduk dan tertawa bareng genk di depan distro. Aku ingin kita seperti dulu lagi. Aku tak peduli apa kata orang tentang kita, atau anak anak genk sering meledek kita pasangan homo serasi.

Bukankah kita memang pasangan homo paling serasi di seluruh dunia. Kita saling mencintai, tak perlu kau ragukan itu, karena seluruh dunia sudah mengakui. Dan itu dulu, sebelum perempuan bangsat itu masuki kehidupan kita. Dan aku harap, kau cepat pulang. Aku harap, tak ada perempuan, hanya ada kita.