" jauhi kehidupanku "

Febi sedang menbaca novel city of joy di taman, memandang sekeliling setiap selesai membaca satu bab: melihat sekumpulan anak laki – laki bermain sepak bola , orangtua bermain bersama anaknya, anak muda meluncurkan skateboardnya di trotoar pinggir taman. Dan pandangannya berhenti melihat sosok seorang pria yang dia kenal berjalan menuju ke arahnya. Kali ini jurus apa lagi yang akan dikeluarkan pria itu untuk mendapatkan cintanya. Sudah berulang kali Febi mencampakkanya, dan pria itu tidak mengetahui apa yang dialami Febi.

“ halo Febi, boleh aku temenin “ pria itu duduk di sebelah Febi menyandarkan badannya di kursi.

Febi hanya diam, mengabaikan kehadiran pria di sampingnya dan melanjutkan membaca novel.

“ pacar apa yang kamu idamkan Febi, katakan saja padaku, aku akan berusaha menjadi pacar yang sempurna untukmu “ pria itu meraih novel dari tangan Febi.

sehingga febi menampar keras pipi pria itu. “ hey, kukasih tahu kamu yang sebenarnya, sejak kita satu SMA dulu, aku jatuh cinta sama kamu, namun aku tidak berani mengungkapkan perasaanku padamu, hingga detik ini aku masih cinta kamu, tahukah kamu apa yang aku alami saat ini , sehingga aku berani mencampakkan pangeran pujaanku, aku mengidap penyakit HIV/AIDS , dan aku tidak ingin penyakit berengsek ini menulari pangeran pujaanku.

Dan pangeran pujaanku itu kamu, kamu hanya cukup mengenalku dan jangan berani memasuki kehidupanku. Karena akan menghancurkan hidupmu “ Febi meraih kembali novelnya, bergegas meninggalkan pangeran pujaannya.