Aku melangkah keluar rumah, kumatikan handpone yang masih bergetar di tanganku, dan memanggil taxi yang mengganggur di ujung gang.
“ hari ini kau akan bertemu dengan seorang gadis ya ? “ suara itu menggema di telingaku “ bagus , nanti kau ajak tidur gadis itu, dan larikan dia kemanapun kau suka “
Aku masuk kedalam taxi, menyenderkan badan di kursi belakang “ ke pameran Mahendradata mas , hari ini malam minggu , tidak ada acara mas ? “ aku mencoba mengajaknya ngobrol, sopir taxi muda itu tidak menjawab, mengamatiku dari kaca spion di depanya. Aku mencoba lagi mengajaknya mengobrol, untuk menghindari suara jahat. Tapi dia memilih diam.
“ aku tahu kau akan bertemu dengan kenalan dari facebook, gadis itu cantik sekali di foto profilnya “ suara jahat itu menggema lagi di telingaku
“ diam ! enyah kau dari pikiranku! “ bentakku dalam hati tanpa mengeluarkan suara
Sopir menghentikan taxinya tepat di depan pameran. Aku membuka pintu dan membayar
Aku melihat jam di tangan menunjukkan pukul 8 malam lewat 15 menit, aku berlari menuju tempat membeli karcis dan melangkah masuk ke pameran menuju pertunjukan band indie.
Sebuah tangan melambai kearahku, aku mengenali pemilik tangan itu, kemudian aku mendekatinya “ Bimbim ? “ tanyanya sambil mengulurkan tangan “ aku Novi, kita berjanji bertemu disini “
Aku menyambut uluran tangannya, menggeser badanya agar aku bisa duduk di sampingnya dan menonton band indie beraksi.
“ jadi bagaimana ? maukah kau menculikku ? “ dia tersenyum melihat orang – orang saling dorong menikmati lagu crashcrashcrash milik paramour yang dinyanyikan ulang band indie.
Aku menundukkan kepala, mencoba memikirkanya dengan akal sehatku.
“ jangan , ayahmu menunggu di rumah, cepat pulang “ suara baik membujuku “ jangan bawa kabur gadis itu, dia menjebakmu “
“ jangan dengarkan dia “ suara jahat muncul membela gadis di sampingku “ bawa kabur gadis itu kemanapun kau suka, seharusnya kau bunuh ayahmu. Dan kau akan tinggal dirumah bersama gadis itu “
Novi menatap ku, menyenggol lenganku “ kok bengong ? “ dia menggenggam jemariku “ aku ingin sekali jauh dari penjara rumah, aku ingin bebas, bisakah kau membawaku bersamamu, kemanapun kau mau “
Aku menatap matanya yang basah, menggenggam erat jemarinya “ ayo kita pergi dari sini, akan kubawa kau kemanapun kau suka “
23 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
18 comment:
Wao mau dibawa lari kemana, emangnya sinetron! hahahaha ....! Jangan buat dia menangis, buatlah dia tersenyum!
kawin lari kayanya nih..hehehehe
salam hangat bro..!!
Weeeeh anak orang tuuuuw!
wah kayak yg lagi gencar2nya di TV gara2 facebook banyak yg hilang ntah kemana....
blognya ku follow y, klo berkenan follow balik..
wah mang rumahnya penjara yah..... ku bawa kau terbang menuju kota impian heheh
salam kenal kak 0_0
kalao ga keberatan tolong bookmark ya....
thank u
lohhh...kok minta di bawa kemana
home sweet home...nanti suatu saat bakalan dasar kok...
wah, mo kabur ya?
Sepertinya perlu ditambahkan sedikit polesan kekuatan "latar" di antara dialog yang berjejer, sehingga suasana-nya jadi lebih hidup
Sekadar masukan :)
hati-hati mas... suara jahat itu hanya akan membawa pada kesengsaraan.... sadar... sadar....
aku adalah aku... xixiiiixi.. salam kenal akh..
tulisannya aq suka..
salam
kunjungan harian, jgn dikira spam y..hehe..
soalnya ga ada buku tamunya jdi tulis disini aja deh..
mendarat.... setelah lelah terbang bawa kamu
ikuuuuuuuuuuuuuuuuuuut....
hy.. salam kenal... dari Pekanbaru, Riau.
kisah yg mnarik sobt...
hayoo melarikan anak gadis orang, salah satu akibat dari bahaya facebook tuh, hi...hi..
Posting Komentar